Daftar Isi

Hubungan suami istri dalam Islam tidak hanya dianggap sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan biologis, tetapi juga sebagai ibadah yang bisa mendatangkan pahala jika dilakukan sesuai dengan syariat. Namun, meski Islam memberikan kebebasan dalam menentukan waktu yang tepat untuk berhubungan intim, ada beberapa waktu yang sebaiknya dihindari. Ustadz Adi Hidayat, seorang ulama yang sering memberikan nasihat mengenai kehidupan rumah tangga, menyoroti beberapa waktu yang jika dilanggar, bisa berdampak buruk pada kehidupan rumah tangga.


Waktu yang Harus Dihindari untuk Berhubungan Suami Istri

Menurut Ustadz Adi Hidayat, ada beberapa waktu yang tidak disarankan untuk berhubungan suami istri, baik dari sudut pandang agama maupun kesehatan. Berikut adalah waktu-waktu tersebut:

1. Waktu Dzuhur dan Saat Matahari Terik di Atas Kepala

Dalam berbagai sumber Islam, waktu tengah hari atau ketika matahari berada di puncaknya sering disebut sebagai waktu yang sebaiknya dihindari untuk melakukan berbagai aktivitas berat, termasuk hubungan suami istri. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa di waktu ini, tubuh manusia cenderung mengalami penurunan energi karena suhu lingkungan yang panas. Hubungan intim di waktu ini bisa menyebabkan kelelahan yang berlebihan dan tidak membawa manfaat kesehatan.

Dari perspektif agama, pada waktu Dzuhur, umat Islam dianjurkan untuk menjalankan ibadah shalat dan memperbanyak amalan sunnah. Berfokus pada ibadah di waktu ini lebih diutamakan ketimbang aktivitas fisik yang menguras tenaga seperti berhubungan intim.

2. Waktu Maghrib

Waktu antara terbenamnya matahari hingga masuknya waktu Isya, atau dikenal sebagai waktu Maghrib, juga termasuk dalam waktu yang sebaiknya dihindari untuk berhubungan suami istri. Ustadz Adi Hidayat mengutip hadits Nabi Muhammad SAW yang melarang umat Muslim untuk keluar rumah pada waktu Maghrib, terutama anak-anak, karena pada waktu tersebut jin dan setan berkeliaran. Hal ini memberikan indikasi bahwa berhubungan suami istri di waktu Maghrib juga kurang baik dari segi spiritual, karena dapat mengundang hal-hal negatif.

3. Waktu Dhuha (Pagi Hari Saat Matahari Mulai Naik)

Meskipun pagi hari adalah waktu yang disarankan untuk memulai hari dengan aktivitas produktif, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ada perbedaan antara waktu Subuh dan waktu Dhuha. Jika setelah Subuh adalah waktu yang baik untuk berhubungan suami istri, maka setelah matahari terbit (waktu Dhuha) justru sebaiknya dihindari. Pada waktu ini, umat Islam dianjurkan untuk fokus pada ibadah, bekerja, dan menjalankan aktivitas produktif, bukan berhubungan intim.

Dampak Negatif Berhubungan di Waktu yang Dilarang

Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa melanggar anjuran mengenai waktu ini bisa membawa dampak negatif, baik dari segi fisik maupun spiritual. Secara fisik, berhubungan suami istri di waktu yang tidak tepat bisa menyebabkan tubuh kelelahan dan menurunkan kualitas hubungan itu sendiri. Sedangkan dari sudut pandang spiritual, berhubungan di waktu yang dilarang dapat mengundang hal-hal buruk yang bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga.

Beliau menambahkan, ketidakpatuhan terhadap aturan waktu ini bisa menjadi salah satu penyebab munculnya masalah dalam rumah tangga. Misalnya, sering terjadi perselisihan, suasana hati yang tidak stabil, hingga masalah lebih besar seperti kurangnya kebahagiaan dalam hubungan suami istri.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, meskipun hubungan suami istri adalah ibadah yang penting, ada aturan waktu yang harus diperhatikan. Berhubungan di waktu Dzuhur, Maghrib, dan Dhuha sebaiknya dihindari karena dapat berdampak negatif pada kesehatan dan keharmonisan rumah tangga. Sebagai umat Muslim, mengikuti panduan ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas hubungan suami istri, tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah yang diambil membawa keberkahan.

Menjaga adab dan waktu yang tepat untuk berhubungan intim adalah bagian dari menjaga keharmonisan rumah tangga, yang pada akhirnya berujung pada kebahagiaan bersama.